Pendahuluan:
Banyak Keluhan pasien yang datang berulang berobat ke dokter atau ke rumah sakit dengan nyeri ulu hati atau sakit Maag dan kemudian dinyatakan sebagai sakit lambung atau Gastritis kronis, namun pasien tidak tahu penyebab Gastritisnya sehingga sering dan terus harus makan obat untuk mengatasi kambu sakitnya. Adakalanya dokter melakukan pemeriksaan tambahan atau penunjang untuk memastikan diagnosisnya dengan pemeriksaan lain, seperti endoskopi lambung atau pemeriksaan jantung rekam jantung( EKG) atau pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan radiologi.
Masalah penegakan diagnosis gastritis penting sekali terutama untuk mengetahui sebab penyakitnya; apakah penyebabnya karena fokus di lambungnya atau karena diluar lambung yang berakibat ke lambung ? Pemberian obat lambung akan tepat sasaran bila penyebabnya diketahui dan diobati(causanya) bukan gejalanya(simptomatik). Untuk itu perlu prosedur penegakan diagnosis yang baik(alogaritma )
Dalam melakukan diagnosis gastritis, hal pertama yang biasanya dilakukan dokter adalah menanyakan pada pasien mengenai gejala yang dirasakannya. Dokter juga akan menanyakan mengenai riwayat kesehatan pasien, misalnya apakah pasien pernah menderita kondisi yang mungkin menjadi penyebab dasar gastritis atau apakah pasien aktif mengonsumsi obat-obatan pereda rasa sakit seperti ibuprofen, aspirin, atau obat anti inflamasi non steroid (OAINS). Dari keterangan-keterangan tersebut, dokter akan menarik kesimpulan awal mengenai kondisi yang sedang dialami oleh pasien.
Karena gastritis merupakan sebuah kondisi dan bukan penyakit, penyebab dasarnya perlu diketahui agar penanganan yang sesuai dapat dilakukan. Untuk mendukung kesimpulan, dokter biasanya juga akan melakukan sejumlah pemeriksaan fisik seperti:
- Pemeriksaan fisik , kimia darah atau pemeriksaan tinja untuk mendeteksi keberadaan bakteri H. pylori.
- Pemeriksaan radiologi dengan kontras Barium sulfat/meal untuk melihat adanya perubahan pada lapisan lambung.
- Pemeriksaan Radiologi CT scan /MRI scan/ Ultrasonografi untuk melihat lambung dan organ yang berhubungan pencernaan -seperti pankreas, kandung empedu, hati, ususdua belas jari, usus halus, usus besar , appendiks, saluran makan atas (esofagus) juga organ bukan pencernaan - seperti ginjal, kandung kemih dan saluran kemih, organ peranakan/reproduksi, rongga dada, rongga perut, jantung, kepala, gigi/mulut, dll.
- Pemeriksaan lain:
- Endoskopi, yakni pemeriksaan dengan menggunakan endoskop (alat kecil menyerupai selang yang dilengkapi dengan kamera) yang dimasukkan ke kerongkongan hingga perut. Manfaat pemeriksaan ini adalah untuk memeriksa adanya gangguan dalam sistem pencernaan, termasuk untuk memastikan jika terdapat peradangan atau tukak pada dinding lambung.
- Biopsi, yaitu pemeriksaan yang sebenarnya masih merupakan bagian dari endoskopi. Jika dokter menemukan adanya radang, sampel jaringan dinding lambung mungkin akan diambil untuk diteliti di laboratorium. Melalui biopsi ini, dokter juga bisa mendeteksi keberadaan bakteri H. pylori.
Dalam praktek klinis kondisi sakit maag kronis ternyata penyebabnya bukan murni di lambung tetapi karena adanya batu empedu atau akibat lain -sakitnya organ organ lain.
Pemeriksaan yang praktis dan cepat, murah, tidak invasif, bukan radiasi ion untuk mendiagnosis penyebab sakit maag karena batu empedu adalah pemeriksaan ultrasonografi(USG) perut (abdomen).
Batu Kandung Empedu (Kolelitiasis) dan Gambaran Ultrasonografi
Batu kandung empedu (atau kelainan kandung empedu) mudah terlihat dengan USG dari pada dengan foto Rontgen abdomen , karena umumnya batu kandung empedu berasal dari lemak;- pada gambaran foto rontgen lemak tidak terlihat putih tetapi tembus pandang(lusen).
Gambar kandung empedu normal |
Gambar batu kandung empedu Gambar Batu Kandung empedu dengan slugde/lumpur Gambar Batu dengan Infeksi/Radang kandung empedu |
Kemungkinan lain:
Kelainan lain Kandung empedu dapat berupa Infeksi/radang kandung empedu(Kolesistitis), Polyp, Adenomiomatosis, tumor ganas /kanker kandung empedu(Cholangiocarcinoma); dapat juga mengenai saluran empedu yang berjalan keluar hati dan kedalam hati(duktus biliaris intrahepatal/ekstrahepatal).
Insiden dan Khas Klinis:
Hampir 60-70 % kelainan empedu dengan batu kandung empedu , tidak dikeluhkan atau tanpa gejala(asimptomatik), bila dikeluhkan adalah khas keluhan dirasakan mulai malam hari sampai menjelang subuh sebagai nyeri melilit (kolik) uluhati yang menjalar dari depan tembus ke punggung kanan, kadang disertai mual, kembung. beragam keluhan dirasakan seperti angin duduk, seperti ditombak, seperti dipukul uluhatinya(pukulan jarak jauh) sehingga bila tidur - os terbangun karena sakitnya yang mendadak; sakit sering berulang dengan periode/jam yang sama(- hal ini sering dianggap seperti serangan "santet"/ sakit non medis ); bila sakit tidak menghilang sampai pagi -berlanjut sepanjang hari kemungkinan disertai infeksi dengan tanda tanda demam, nyeri tekan di sisi perut kanan atas; bila disertai kulit kuning kehijauan(Ikterik)- kemungkinan adanya obstruksi kandung empedu karena adanya batu pada saluran empedu (duktus biliaris)
by ayat rahayu