Sabtu, 13 Februari 2016

PEMERIKSAAN KEHAMILAN

 
 
 
Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu tahapan penting menuju kehamilan yang sehat. Boleh dikatakan pemeriksaan kehamilan merupakan hal yang wajib dilakukan oleh para ibu hamil. Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan melalui dokter kandungan atau bidan dengan minimal pemeriksaan 4 kali selama kehamilan yaitu pada usia kehamilan trimester pertama, trimester kedua dan dua kali pada kehamilan trimester ke tiga, itupun jika kehamilan normal. Namun ada baiknya pemeriksaan kehamilan dilakukan sebulan sekali hingga usia 6 bulan, sebulan dua kali pada usia 7 - 8 bulan dan seminggu sekali ketika usia kandungan menginjak 9 bulan.
Kenapa pemeriksaan kehamilan begitu penting yang wajib dilakukan oleh para ibu hamil? karena dalam pemeriksaan tersebut dilakukan monitoring secara menyeluruh baik mengenai kondisi ibu maupun janin yang sedang dikandungnya. Dengan pemeriksaan kehamilan kita dapat mengetahui perkembangan kehamilan, tingkat kesehatan kandungan, kondisi janin, dan bahkan penyakit atau kelainan pada kandungan yang diharapkan dapat dilakukan penanganan secara dini.
Berikut diterangkan mengenai hal apa saja yang dilakukan dalam pemeriksaan kehamilan, sebagai bahan pengetahuan bagi para ibu hamil agar menuju kehamilan yang sehat dan keluarga yang berkualitas.

Jumat, 29 Januari 2016

Apakah Penyakit pembuluh darah Arteri Perifer Kaki?

 


Apakah Penyakit Arteri Peripheral dari Kaki?

Pada artikel ini dibahas secara singkat tentang :

  • Penyebab
  • Gejala
  • Diagnosa
  • Pengobatan
Mungkin Anda berjalan sedikit berkurang karena nyeri otot di kaki Anda. Atau Anda sudah sakit pada kaki Anda dan tampaknya tidak pernah sembuh. Mungkin Anda juga dinyatakan mengalami "sirkulasi darah yang buruk."

Ini adalah gejala yang tidak disadari sebelumnya dari penyakit arteri perifer. yang mengakibatkan menyempitnya pembuluh arteri di kaki, dan akibanya membatasi aliran darah ke otot-otot Anda.

Hal ini tak diduga dan mengejutkan Anda, karena tidak ada gejala sebelumnya atau ada gejala Anda tapi dipikirkan karena sesuatu yang lain. juga dan bahkan kasus-kasus ringan dapat menjadi sinyal bahwa Anda mungkin memiliki masalah dengan arteri di tempat lainnya.

Penyebab
Keadaan ini biasanya terjadi karena arteri mengeras dan sempit(disebut aterosklerosis). Penyebab utamanya adalah merokok, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan tidak aktif bergerak.

Jika Anda memiliki diabetes, Anda lebih mungkin untuk mendapatkan kasus yang lebih buruk dari penyakit arteri perifer - bila kurang baik pengobatannya.

Gejala
Ketika aterosklerosis mempersempit sepanjang arteri kaki, otot kaki Anda tidak mendapatkan aliran darah yang cukup. Akibatnya, Anda mungkin merasa nyeri otot. Biasanya datang pada dengan olahraga dan berhenti ketika Anda beristirahat.

Hal ini dapat mempengaruhi kelompok otot yang berbeda, termasuk:
  • Calf (paling umum)
  • Pantat dan pinggul
  • Paha
  • Kaki (kurang umum)
Beberapa orang merasa terbakar atau mati rasa. Lainnya memiliki penyumbatan parah dengan tidak ada rasa sakit sama sekali, biasanya karena tubuh membentuk pembuluh darah baru disekitar pembuluh darah arteri yang tersumbat.

Tanda dan gejala penyakit arteri perifer lainnya meliputi:
  • Luka yang sukar menyembuh dan buruk
  • Kaki yang lebih dingin dari lengan
  • Kulit mengkilap diatas atas kaki
  • Kehilangan rambut di kaki
  • Denyut nadi berkurang/redup di kaki


 


Diagnosa
Tes dilakukan terhadap Anda untuk melihat apakah Anda memiliki penyakit arteri perifer ringan /sederhana dan tidak menyakitkan.

Dokter biasanya mulai dengan memeriksa tekanan darah -untuk mengetahui "indeks ankle-brachial," yaitu membandingkan tekanan darah di pergelangan kaki Anda dan lengan atas. Pengukuran yang normal keduanya hasilnya harus sama. Jika tekanan darah Anda di pergelangan kaki Anda jauh lebih rendah, Anda mungkin memiliki penyakit arteri perifer.

Jika kasus Anda parah, Anda akan dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan X-ray yang disebut Angiogram untuk melihat persis di mana penyumbatan tersebut. Dokter akan menyuntikkan pewarna-kontras ke dalam pembuluh darah untuk membantu menunjukkan apa yang terjadi.




Pengobatan
Anda dapat melakukan banyak hal untuk menghentikan penyakit arteri perifer  pada di jalurnya, seperti:

  • Berolahraga
  • Mengontrol kolesterol dan tekanan darah
  • Tidak merokok
  • Makan makanan yang sehat
Obat Cilostazol digunakan untuk terapi gejala pada banyak orang atau  yang lain  Pentoxifylline  yang  bekerja dapat meningkatkan aliran darah pada keadaan sirkulasi yang buruk. Dokter juga mungkin meresepkan aspirin atau obat anticlotting lainnya.

Untuk penyakit arteri perifer berat, dokter anda dapat merekomendasikan operasi atau prosedur  yang kurang invasif untuk memotong arteri yang tersumbat dan memulihkan aliran darah.

WebMD Medis Referensi

Rabu, 27 Januari 2016

USG Bayi /Kehamilan dengan USG 2,3 4 DIMENSI


Kehamilan adalah saat yang istimewa dalam kehidupan seorang wanita. Pelayanan kami menyediakan kesempatan yang unik untuk dapat berhubungan dengan anak anda yang belum lahir, melalui foto/film bayi anda.

Pelayanan ini menggunakan ultrasonografi berteknologi tinggi yang mampu menghasilkan gambar 3 dimensi (foto) dan 4 dimensi (film). Hasil gambar tersebut akan dapat dilihat oleh anda dan keluarga pada saat pemeriksaan.
Pencitraan Ultrasonografi menggunakan gelombang bunyi frekuensi tinggi yang dinyatakan aman bagi ibu dan janin pada pemeriksaan saat kehamilan. Pemeriksaan kehamilan dengan menggunakan USG penting untuk menilai keadaan kandungan ibu dan janin. Yaitu menilai normal/tidaknya janin saat usia 18 - 23 minggu, posisi/letak janin usia 30 hingga 34 minggu, juga dapat dideteksi jika terjadi gangguan pertumbuhan, keadaan tali pusat dan plasenta, serta jumlah/volume air ketuban.

RB Klinik Makmur Jaya I memiliki alat USG 2 dimensi (2D), 3D dan 4D. Masing-masing jenis USG berbeda besar dimensinya, makin besar dimensi makin detil visual yang dihasilkan.

Dengan menggunakan USG 3D, Pada pengecekan USG 3 dimensi akan ditampilkan visual bayi yang detil, sehingga dapat dipahami oleh ibu/ayah dan anggota keluarga lain. Anatomi tubuh janin juga lebih jelas terlihat misalnya jenis kelamin janin, serta jika terdapat kelainan.

Pemindaian dengan USG 4D, visual yang ditampilkan semakin detil & jelas, serta dapat dinikmati gerakan janin dalam kandungan. Gambar yang ditampilkan USG 4D sangat jelas menyajikan gambar anggota tubuh dengan detil, misalnya jumlah jari, profil hidung. Juga kegiatan janin misalnya gerakan mengisap ibu jari, menguap, menggerakkan jari-jari. Pada pemeriksaan dengan USG 4D, pasien akan mendapat rekaman dalam bentuk CD.

Setiap pemeriksaan akan dapat melihat anatomi janin yang lebih jelas dibandingkan menggunakan USG 2D, khususnya wajah, tangan, kaki, dan jari-jari. Aktivitas bayi di dalam rahim juga akan dapat dilihat, misalnya saat janin sedang menghisap, menguap, atau memainkan jari.

Dengan pemeriksaan USG 3D/4D ini maka ikatan emosional antara orang tua dan janin sebelum lahir terbukti lebih kuat dibandingkan dengan pemeriksaan 2D, karena wajah bayi terlihat lebih nyata. Dengan ikatan yang lebih kuat ini maka perhatian sang ibu terhadap dirinya sendiri dan janin yang dikandungnya akan bertambah.

Kapan sebaiknya pemeriksaan dilakukan?
Pemeriksaan 3D/4D direkomendasikan untuk dilakukan pada kehamilan antara 22-32 minggu agar wajah bayi dapat ditangkap sebaik mungkin. Namun demikian pemeriksaan ini dapat dilakukan kapan pun di luar waktu tersebut.

Manfaat Klinis
Kami juga akan melakukan evaluasi klinis terhadap janin anda, termasuk keadaan umum dan posisi janin, kondisi plasenta dan tali pusat, air ketuban, pengukuran pertumbuhan, serta mengidentifikasi abnormalitas yang dapat diperiksa.

Beberapa informasi berharga dapat diperoleh agar janin anda dapat dilahirkan tanpa kesulitan, seperti adanya lilitan tali pusat, kondisi air ketuban, perkiraan berat lahir dan lain sebagainya.


Gray scale recolor. USG 3 DIMENSI,  by dr. Ayat Rahayu,Sp.Rad.M.Kes.,
RB&Klinik Makmur Jaya (KMJ I)



USG 3 DIMENSI,  by dr. Ayat Rahayu,Sp.Rad.M.Kes.,
RB&Klinik Makmur Jaya (KMJ I)
USG   3 DIMENSI,  by dr. Ayat Rahayu,Sp.Rad.M.Kes.,
RB&Klinik Makmur Jaya (KMJ I)


USG 3 DIMENSI,  by dr. Ayat Rahayu,Sp.Rad.M.Kes.,
RB&Klinik Makmur Jaya (KMJ I)



 USG 4 DIMENSI,  by dr. Ayat Rahayu,Sp.Rad.M.Kes.,
RB&Klinik Makmur Jaya (KMJ I)

Senin, 18 Januari 2016

USG Vaskuler Penyumbatan Darah Balik (Vena Trombosis)

Pendahuluan dan Indikasi

Kejadian  penyumbatan  pembuluh vena (darah balik ke jantung) dicurigai  dengan adanya pembengkak  tungkai  bawah  atau bagian anggota   gerak badan  lainnya, yang merupakan  kondisi / memerlukan pengobatan darurat  dan memerlukan  pemeriksaan USG  vaskuler  segera  untuk memastikan atau  menyingkirkan adanya trombosis vena profunda -bagian dalam (Deep Vein Thrombosis/DVT). Tromboemboli vena telah terbukti memiliki insiden lebih dari 1 per 1000 per tahun di Amerika Serikat. Pasien dengan DVT beresiko untuk morbiditas dan mortalitas karena fragmen trombus dapat menjadi emboli ke paru-paru. hampir  50%  dari  pasien dengan DVT yang tidak diobati  - berlanjut  menjadi  dan meningkat kejadian emboli paru (Pulmonal Emboli/PE) dalam waktu 3 bulan. 

Pemeriksaan  penunjang  dengan  bermacam  teknik diagnostik telah digunakan untuk mengidentifikasi DVT, antara lain  pemeriksaan  impedansi plethysmography vena, kontras venography, ultrasonografi(USG), computed tomography(CT scan), dan pencitraan resonansi magnetik(MRI). 
Dahulu  pemeriksaan kontras venography(plebografi)  menjadi  gold standar ( baku emas).tetapi sekarang,-karena pengeluaran yang terkait sumber daya tenaga dan waktu, kebutuhan tenaga khusus, ruang dan peralatan, dan ketersediaan yang terbatas dan morbiditas terkait (termasuk DVT iatrogenik), maka kontras venography telah diganti dengan pemeriksaan lain -yang  lebih baik - dari segi resiko-lebih kecil/aman  dan manfaatnya lebih besar. Hal itu diantaranya, pemeriksaan ultrasonografi (USG) lebih akurat, cepat, murah, tidak invasif, portabel, praktis -   dengan banyak keuntungan dibandingkan CT, MRI dan plethysmography. Hal ini telah menjadikan  pemeriksaan dengan  USG sebagai standar  pertama untuk mendiagnosis DVT.

Anatomi  Vena   Tungkai/Ekstremitas  bawah 




Mekanisme  timbulnya DVT/Trombosis-Emboli dan Gambaran Klinis:





Definisi :

Trombosis adalah terbentuknya bekuan darah didalam pembuluh darah. Trombus atau bekuan darah dapat terbentuk pada pembuluh vena, arteri, jantung, atau mikrosirkulasi dan menyebabkan komplikasi akibat obstruksi atau emboli.
Trombus adalah bekuan abnormal dalam pembuluh darah yang terbentuk walaupun tidak ada kebocoran.
Trombosis Vena Dalam (DVT) adalah  penggumpalan darah yang terjadi di pembuluh darah balik (vena) bagian dalam(deep).  akibat terhambatnya aliran pembuluh balik yang menetap timbul  pembengkakan bagian distal dari trombus  atau emboli. Penyebabnya DVT dapat berasal  dari antra lain : penyakit jantung, infeksi, atau imobilisasi lama dari anggota gerak.

Epidemiologi 

Insiden DVT di Amerika Serikat adalah 159 per 100 ribu atau sekitar 398 ribu per tahun. Tingkat fatalitas DVT  sebagian besar diakibatkan oleh emboli paru (pulmonal) yaitu  sebesar 1% pada pasien muda hingga 10% pada pasien yang lebih tua. 
Tanpa profilaksis, insidensi  DVT yang diperoleh di rumah sakit adalah 10- 40% - pada pasien non bedah dan bedah,  dan  40-60%dari pasien bedah  adalah pasien menjalani operasi ortopedik mayor. Hampir sekitar 7 juta pasien yang telah  dirawat di 944 rumah sakit di Amerika, Tromboemboli vena adalah komplikasi medis kedua terbanyak, penyebab peningkatan lama rawatan, dan penyebab kematian ketiga terbanyak.


Patogenesis :

Dalam keadaan normal, darah yang bersirkulasi berada dalam keadaan cair, tetapi akan membentuk bekuan jika teraktivasi atau terpapar dengan suatu permukaan. 
Virchow mengungkapkan suatu triad yang merupakan dasar terbentuknya trombus yaitu dikenal sebagai Triad Virchow  terdiri dari: 
  1. Gangguan pada aliran darah yang mengakibatkan stasis, 
  2. Gangguan pada keseimbangan prokoagulan dan antikoagulan yang menyebabkan aktivasi faktor pembekuan, dan 
  3. Gangguan pada dinding pembuluh darah (endotel) yang menyebabkan prokoagulan bertambah
Trombosis terjadi jika keseimbangan antara faktor trombogenik dan mekanisme protektif terganggu. 

Faktor trombogenik meliputi: 
1. Gangguan sel endotel 
2. Terpaparnya subendotel akibat hilangnya sel endotel 
3. Aktivasi trombosit atau interaksinya dengan kolagen subendotel atau faktor von Willebrand 
4. Aktivasi koagulasi 
5. Terganggunya fibrinolisis 
6. Statis 

Mekanisme protektif terdiri dari: 
1. Faktor antitrombotik yang dilepaskan oleh sel endotel yang utuh 
2. Netralisasi faktor pembekuan yang aktif oleh komponen sel endotel 
3. Hambatan faktor pembekuan yang aktif oleh inhibitor 
4. Pemecahan faktor pembekuan oleh protease 
5. Pengenceran faktor pembekuan yang aktif dan trombosit yang beragregasi oleh aliran darah 
6. Lisisnya trombus oleh sistem fibrinolisis 

Trombus terdiri dari fibrin dan sel-sel darah. Trombus arteri, karena aliran yang cepat, terdiri dari trombosit yang diikat oleh fibrin yang tipis, sedangkan trombus vena terutama terbentuk di daerah stasis dan terdiri dari eritrosit dengan fibrin dalam jumlah yang besar dan sedikit trombosit.

Faktor Resiko Faktor-faktor resiko dari  DVT  sebagai berikut :
  1. Duduk dalam waktu yang terlalu lama, seperti saat mengemudi atau sedang naik pesawat terbang. Ketika kaki kita berada dalam posisi diam untuk waktu yang cukup lama, otot otot kaki kita tidak berkontraksi sehingga mekanisme pompa otot tidak berjalan dengan baik. 
  2. Memiliki riwayat gangguan penggumpalan darah. Ada beberapa orang yang memiliki faktor genetik yang menyebabkan darah dapat menggumpal dengan mudah. 
  3. Bed rest dalam keadaan lama, misalnya rawat inap di rumah sakit dalam waktu lama atau dalam kondisi paralisis. 
  4. Cedera atau pembedahan Cedera terhadap pembuluh darah vena atau pembedahan dapat memperlambat aliran darah dan meningkatkan resiko terbentuknya gumpalan darah. Penggunaan anestesia selama pembedahan mengakibatkan pembuluh vena mengalami dilatasi sehingga meningkatkan resiko terkumpulnya darah dan terbentuk trombus. 
  5. Kehamilan Kehamilan menyebabkan peningkatan tekanan di dalam pembuluh vena daerah kaki dan pelvis. Wanita-wanita yang memiliki riwayat keturunan gangguan penjendalan darah memiliki resiko terbentuknya trombus. 
  6. Kanker : Beberapa penyakit kanker dapat meningkatkan resiko terjadinya trombus dan beberapa pengelolaan kanker juga meningkatkan resiko terbentuknya trombus 
  7. Inflamatory bowel sydnrome (IBS)
  8. Gagal jantung Penderita gagal jantung juga memiliki resiko DVT yang meningkat dikarenakan darah tidak terpompa secara efektif seperti jantung yang normal 
  9. Pil KB dan terapi pengganti hormon 
  10. Pacemaker dan kateter di dalam vena 
  11. Memiliki riwayat DVT atau emboli pulmonal 
  12. Memiliki berat badan yang berlebih atau obesitas 
  13. Merokok 
  14. Usia tua (di atas 60 tahun) 
  15. Memiliki tinggi badan yang tinggi.
Diagnosis : 

Diagnosis berdasarkan : Anamnesis dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang laboratorium , pemeriksaan penunjang radiologi.
  1. Keluhan utama pasien adalah kaki yang bengkak dan nyeri. 
  2. Riwayat penyakit sebelumnya merupakan hal penting karena dapat diketahui faktor resiko dan riwayat trombosis sebelumnya. Adanya riwayat trombosis dalam keluarga juga merupakan hal penting.
  3. Pemeriksaan fisis, tanda-tanda klinis yang klasik tidak selalu ditemukan. Gambaran klasik adalah edema tungkai unilateral, eritema, hangat, nyeri, dapat diraba pembuluh darah superfisial, dan tanda Homan yang positif (sakit di calf atau di belakang lutut saat dalam posisi dorsoflexi).
  4. Pada pemeriksaan laboratorium hemostasis didapatkan peningkatan D-Dimer dan penurunan antitrombin. Peningkatan D-Dimer merupakan indikator adanya trombosis yang aktif. Pemeriksaan ini sensitif tetapi tidak spesifik dan sebenarnya lebih berperan untuk menyingkirkan adanya trombosis jika hasilnya negatif. Pemeriksaan ini memiliki sensitivitas 93%, spesifitas 77% dan nilai prediksi negatif 98% pada  DVT proksimal, sedangkan pada DVT daerah betis sensitifitasnya 70%.
  5. Pemeriksaan radiologis merupakan pemeriksaan yang penting untuk mendiagnosis trombosis. Pada DVT, pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah venografi/plebografi, ultrasonografi (USG) Doppler (duplex scanning), USG kompresi-B mode, Venous Impedance Plethysmography (IPG),  CT scan dan MRI.  Ketepatan pemeriksaan ultrasonografi Doppler pada pasien dengan DVT proksimal yang simptomatik adalah 94% dibandingkan dengan venografi, sedangkan pada pasien dengan DVT  pada betis dan asimptomatik, ketepatannya rendah. Ultrasonografi kompresi mempunyai sensitivitas 89% dan spesivitas 97% pada DVT di daerah betis, hasil negatif palsu dapat mencapai 50%. Pemeriksaan duplex scanning mempunyai sensitivitas dan spesifitas yang tinggi untuk mendiagnosis DVT proksimal. Venografi atau plebografi merupakan pemeriksaan standar untuk mendiagnosis DVT, baik pada betis, paha, maupun sistem ileofemoral. Kerugiannya adalah pemasangan kateter vena dan resiko alergi terhadap bahan radiokontras atau yodium. MRI umumnya digunakan untuk mendiagnosis DVT pada perempuan hamil atau DVT di daerah pelvis, iliaka dan vena kava di mana duplex scanning pada ekstremitas bawah menunjukkan hasil negatif. 



Gambaran  Ultrasonografi ( USG)   Deep Vein Thrombosis(DVT)











Ringkasan:

  • Trombosis atau  Emboli pembuluh darah balik (Vena) bagian dalam(deep) dapat menimbulkan komplikasi serta kematian karena terjadi emboli paru atau obstruksi pembuluh vena paru paru yang menimbulkan   iskemik jaringan paru atau kematian jaringan paru. 
  • Diagnosis DVT dini  sangat penting  dengan  pemeriksaan penunjang  yang  cepat dan akurat. 
  • Pemeriksaan  USG  menjadi pilihan  pertama  untuk mendiagnosis adanya  trombosis dan emboli  pada pembuluh  darah vena yang dalam(deep)
  • Terapi awal atau  tindakan yang cepat, lebih dini  mencegah komplikasi  timbulnya kesakitan yang lama(kronis), perawatan rumah sakit yang lama dan  kecacatan atau kematian  akibat emboli paru. 

Sabtu, 16 Januari 2016

Nyeri Uluhati, Sakit Maag sesungguhnya kah atau bukan?

 

 


Pendahuluan:


Banyak  Keluhan   pasien  yang datang berulang  berobat ke dokter atau ke rumah sakit  dengan nyeri ulu hati  atau  sakit Maag dan kemudian dinyatakan  sebagai  sakit lambung atau Gastritis  kronis, namun pasien tidak tahu  penyebab Gastritisnya sehingga sering  dan terus harus makan  obat untuk mengatasi kambu sakitnya. Adakalanya   dokter  melakukan  pemeriksaan  tambahan atau penunjang  untuk memastikan  diagnosisnya dengan pemeriksaan  lain, seperti  endoskopi lambung atau pemeriksaan jantung rekam jantung( EKG) atau pemeriksaan  laboratorium atau pemeriksaan radiologi.
Masalah penegakan diagnosis gastritis penting sekali terutama  untuk mengetahui  sebab penyakitnya; apakah  penyebabnya  karena  fokus  di lambungnya atau karena  diluar lambung yang berakibat ke lambung ?  Pemberian  obat  lambung  akan tepat sasaran   bila penyebabnya diketahui dan diobati(causanya) bukan gejalanya(simptomatik). Untuk itu  perlu  prosedur penegakan diagnosis yang baik(alogaritma )

Dalam melakukan diagnosis gastritis, hal pertama yang biasanya dilakukan dokter adalah menanyakan pada pasien mengenai gejala yang dirasakannya. Dokter juga akan menanyakan mengenai riwayat kesehatan pasien, misalnya apakah pasien pernah menderita kondisi yang mungkin menjadi penyebab dasar gastritis atau apakah pasien aktif mengonsumsi obat-obatan pereda rasa sakit seperti ibuprofen, aspirin, atau obat anti inflamasi non steroid (OAINS). Dari keterangan-keterangan tersebut, dokter akan menarik kesimpulan awal mengenai kondisi yang sedang dialami oleh pasien.

Karena gastritis merupakan sebuah kondisi dan bukan penyakit, penyebab dasarnya perlu diketahui agar penanganan yang sesuai dapat dilakukan. Untuk mendukung kesimpulan, dokter biasanya juga akan melakukan sejumlah pemeriksaan fisik seperti:

Selasa, 12 Januari 2016

GAMBARAN USG TORSIO TESTIS/BUAH ZAKAR


Pendahuluan:
  • Torsio testis kasus emergensi yang harus segera ditangani.
  • Hampir 90% diderita oleh laki-laki sampai umur 25 tahun.
  • Insiden terbesar pada bayi berumur kurang dari satu tahun ;torsi ekstravaginal dan anak laki-laki pada masa pubertas ; torsi intravaginal. Jarang ditemukan di atas umur 25 tahun,
  • Diagnosis torsio testis ;cepat; tepat , segera sangat penting agar pasien dapat diselamatkan dan mencegah atau menurunnya/tidak hilang fungsi testis(infertil).Ultrasonografi color Doppler: Gold standar
    • akurasi tinggi,
    • tidak invasif,
    • murah dan  cepat;
 Anatomi testis dan korda spermatika secara  skematik